BELANTARA INDONESIA

BELANTARA INDONESIA

Senin, 16 November 2015

EKSPEDISI 1: IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT

ACARA : Ekspedisi bersama Haliaster
WAKTU : Sekitar Bulan Juli 2015
TEMPAT : Taman Nasional Bali Barat


In frame : Discurus macrocercus
Photo by : Annisa Fadillah


Taman Nasional Bali Barat terletak di bagian barat laut pulau Bali di Indonesia, tepatnya di pintu masuk gerbang utama pelabuhan gilimanuk, memiliki 77,000 hektar dan meliputi 10% dari luas daratan pulau Bali, terdiri dari beberapa tipe vegetasi yaitu hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hutan hujan dataran rendah, savana, terumbu karang, padang lamun, pantai berpasir, dan perairan laut dangkal dan dalam. Hutan Taman Nasional Bali Barat menawarkan pemandangan alam yang indah, dengan lembah-lembah, savana, dan pepohonan raksasa tinggi menjulang yang diselingi dengan tumbuhan – tumbuhan cantik, hutan ini sering disebut Black Forest karena pepohonannya yang lebat dan kabut tipis yang sesekali menyelimuti areal hutan, dan kawasan taman nasional bali barat merupakan lahirnya burung endemik Jalak Bali sekaligus maskot provinsi bali sehingga menjadi rute favorit para pejalan kaki / trekking, camping dan safari tour. Pantai Taman Nasional Bali Barat di ilhami Pulau Menjangan yang tetap menjadi tujuan utama para wisatawan  mancanegara, terumbu karang beserta ikan - ikannya tetap terjaga dan masih utuh, telah diakui dunia dan dinobatkan terbaik, karena dianggap paling lengkap memadukan keindahan lanskap snorkeling dan diving, hamparan pesisir pantai dihiasi pasir putih dan taman bawah laut beraneka warna, Pulau Menjangan adalah definisi sempurna dari keindahan laut lainnya, untuk benar – benar membuktikan semua itu hanya dengan datang langsung ke pulau tanpa penduduk yang jaraknya 30 menit mengendarai boat (www.tamannasionalbalibarat.com)

Ekspedisi pertama bagi saya ini memberikan ilmu baru yang saya ingin bagikan kepada anda. Keanekaragaman hayati yang ada pada Taman Nasional Bali Barat ini sungguh sangat melimpah. Mulai dari spesies insekta dari famili Lepidoptera dan Odonata yang berwarna-warni hingga Aves dan Mamalia yang sungguh menakjubkan mata saya, karena ini pertama kalinya saya melihat mereka di alam bebas, bukan di kebun binatang atau tempat wisata yang pada umunya hewan tersebut sudah dibiakkan dan dipelihara di dalam kandang.

Salah satu harta karun yang menjadi tujuan setiap peneliti atau pengamat burung jika ke Bali adalah ingin melihat secara langsung Leucopsar rothscildi atau nama lokalnya adalah Burung Jalak Bali.
In frame : Leucopsar rothschildi
Photo by : Frendi Irawan
Location : Penangkaran Burung Jalak Bali TNBB

Menurut data IUCN (International Union for Conservation of Nature), Leucopsar rothschildi memiliki status Critically Endangered (CR) yang berarti bahwa burung ini telah termasuk kedalam kelompok spesies langka atau jarang ditemui di alam bebas. Ciri khas yang dimiliki oleh Burung Jalak Bali ini adalah terdapat daerah berwarna biru terang di sekitar matanya. Perpaduan antara bulunya yang putih halus dengan warna biru terang di sekitar matanya tersebut menampilkan keanggunan tersendiri yang dimiliki oleh Burung Jalak Bali. Terdapat sedikit bulu berwarna hitam di bagian bawah ekornya dan di bagian bawah kedu sayapnya. Burung Jalak Bali memiliki jambul yang dapat berdiri, seperti yang di lihatkan pada gambar Burung Jalak Bali di atas, burung yang berada di tengah.

Selain menemukan Burung Jalak Bali, ditemukan pula Burung Srigunting Hitam, Srigunting Batu, Cekakak Sungai, Kremetuk Laut dan masih banyak lagi.

Namun, yang menjadi fokus saya selama melakukan ekspedisi ini adalah Ordo Lepidoptera. Saya sangat tertarik dengan Lepidoptera ini sedari saya masih anak-anak. Karena, saya suka sekali dengan sayapnya yang berwarna-warni dan saat mereka terbang begitu indah. Berikut adalah beberapa spesies dari Ordo Lepidoptera yang ditemukan di Taman Nasional Bali Barat, yaitu :

In frame : Danaus genutia
Photo by : Annisa Fadillah
Location : Blimbingsari, Kawasan TNBB


Danaus genutia merupakan salah satu spesies dari Ordo Lepidoptera yang termasuk ke dalam Famili Nymphalidae. Seperti yang kita ketahui mengenai Kelompok Famili Nymphalidae, yaitu menurut Peggie (2006), kelompok kupu-kupu ini umumnya berwarna cokelat, oranye, kuning dan hitam. Ciri yang paling penting pada kelompok Famili ini adalah mengecilnya pasangan tungkai depan pada kupu-kupu jantan dan betina (kecuali pada kupu-kupu betina Libytheinae), sehingga tungkai tidak berfungsi untuk berjalan.
Spesies ini cukup mudah di temui di sekitar kawasan Blimbingsari Taman Nasional Bali Barat dalam keadaan hinggap di bunga. Spesies ini mudah dijumpai pada pukul sekitar 9.00 - 10.00 pagi. Pada umumnya, kupu-kupu ini hinggap pada bunga untuk mencari makan dan menjemurkan sayapnya agar tidak lembab.
Untuk menambah pengetahuan mengenai beberapa spesies kupu-kupu lainnya yang hampir mirip dengan spesies ini, dapat di lihat perbedaannya pada spesies Danaus genutia, Danaus chrisippus dan Danaus melanippus

In frame : Danaus melanippus
Photo by : Bimo Ghifari
Location : Taman Nasional Bali Barat

Danaus melanippus merupakan spesies kupu-kupu yang memiliki kesamaan dengan spesies Danaus genutia. Pembeda antara spesies ini yaitu memiliki corak yang berwarna putih di sekitar vena di bagian tengah sayapnya. Kupu-kupu ini dibandingkan dengan Dananus genutia, lebih jarang ditemui dan suka hinggap pada bunga-bunga. Spesies ini terlihat mencari panas untuk menjemurkan sayapnya sembari menghisap nektar pada bunga yang dihinggapinya.



In frame : Ideopsis juventa
Photo by : Annisa Fadillah
Location : Blimbingsari, Kawasan TNBB

Spesies Ideopsis juventa merupakan salah satu spesies dari famili Nymphalidae. Ciri khas dari Nymphalidae yang dimiliki oleh spesies ini adalah warna sayapnya yang didominasi oleh warna cokelat atau warna-warna gelap. Menurut Peggie (2006), spesies ini terbang agak pelan di hutan, lahan tidur dan kebun pada elevasi rendah. Kupu-kupu ini termasuk kedalam spesies yang sering dijumpai di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Ideopsis juventa memiliki cora-corakk putih atau putih kebiruan pada sayapnya yang berwana gelap. Corak-corak ini pada bagiang pangkal sayap memajang sampai ke tengah sayap, kemudian terdapat corak-corak berupa spot-spot kecil di pinggir sayapnya.


 In frame : Abisara geza
Photo by : Dwiyani Anjar Martitik
Location : Taman Nasional Bali Barat

Abisara geza termasuk kedalam Famili Nymphalidae, karena memiliki warna dasar sayap cokelat atau gelap. Bentuk sayap dari Abisara geza sangatlah unik dan berbeda dari bentuk sayap anggota Famili Nymphalidae yang lainnya. Ciri-ciri sayapnya yaitu terdapat 2 buah garis tepi berwarna putih pada lengkungan pinggir sayapnya, serta terdapat 2 spot hitam pada bagian atas sayap bawah dan 2 spot hitam berukuran lebih kecil di bagian bawah sayap bawah. Terdapat pula gradasi warna bercak putih pada bagian atas sayap atas dan sebuah garis lurus ke bawah sepanjang sayap yang berwarna putih pudar.

 In frame : Neptis hylas
Photo by Dwiyani Anjar Martitik
Location : Taman Nasional Bali Barat

Neptis hylas merupakan kupu-kpu yang umum dijumpai di berbagai tempat, termasuk di Taman Nasional Bali Barat. Spesies ini termasuk ke dalam Famili Nymphalidae, karena memiliki warna dasar sayap yang gelap. Corak yang khas untuk kunci identifikasi pada Neptis hylas adalah corak putih pada bagian atas sayap atas yang dapat dihitung yaitu 2 corak putih dan 2 1/2 corak putih. Neptis hylas merupakan spesies yang terbang rendah dan sering hinggap untuk mengepak-ngepakkan sayapnya.


In frame : Papilio polytes
Photo by : Annisa Fadillah
Location :Blimbingsari, TNBB

Papilio polytes merupakan salah satu contoh spesies dari Famili Papilionidae. Spesies ini termasuk ke dalam Famili Papilionidae, karena spesies ini merupakan kupu-kupu yang berukura besar, memiliki warna yang lebih menarik dan memiliki ekor di bagian bawah sayapnya. Hal ini juga disebutkan oleh Peggie (2006), yang menyatakan bahwa anggota Famili Papilioidae pada umumnya berwarna menarik: merah, kuning, hijau dengan kombinasi hitam dan putih, memiliki ukuran sedang sampai besar serta memiliki ekor yang merupakan perpanjangan sudut sayap belakang. Papilio polytes memiliki corak berwarna terang, setengah melingkar pada tengah-tengah sayap bawahnya sampai pada sisi pinggir sayap atasnya.
Keadaan kupu-kupu ini saat saya temukan adalah sayapnya yang sudah lemah dan tidak mampu terbang lagi. Hal ini dapat dilihat dari sayapnya yang memiliki banyak goresan dan kemungkinan adalah usia dari kupu-kupu ini yang sudah tua. 


In frame : Troides amphrysus
Photo by : Annisa Fadillah
Location : Blimbingsari, TNBB

Troides amphryus merupakan salah satu spesies dari Famili Papilionidae, karena memiliki ukuran yang besar dan memiliki corak yang lebih cantik dibandingkan dengan kupu-kupu pada umumnya. Warna dasar pada sayapnya adalah berwarna hitam dengan corak berupa garis-garis kuning tipis pada bagian atas sayapnya. Sayap bagian bawah hampir didominasi oleh warna kuning dengan corak berupa garis membentuk corak yang khas berseling antara hitam dan kuning. Kupu-kupu ini termasuk ke dalam kupu-kupu yang sangat jarang dijumpai di Taman Nasional Bali Barat. Troides amphrysus ini dijumpai terbang sangat tinggi dan jarang hinggap. Spesies ini hanya hinggap sebentar pada cabang pepohonan yang tinggi di hutan yang masih rimbun, sehingga sangat sulit untuk mendokumentasikan keseluruhan sayap secara jelas.

Data pengamatan di atas merupakan data sebagian dari 82 spesies kupu-kupu yang kami jumpai di Taman Nasional Bali Barat. Fungsi dari kupu-kupu ini sendiri adalah sebagai polinator ( membantu proses penyerbukan )yang baik dan tentunya sangat bermanfaat bagi tumbuhan. Pada saat kupu-kupu hinggap pada suatu bunga untuk menghisap nektar dan meletakkan kakinya pada kepala benang sari, maka serbuk-serbuk sari akan menempel pada kaki kupu-kupu. Sehingga, jika kupu-kupu berppindah bunga, maka serbuk sari yang menempel pada kaki kupu-kupu itu akan berpindah dari bunga yang satu ke bunga lain. Penyerbukan ini dilakukan secara alami dengan simbiosis mutualisme (yaitu, organisme yang saling berinteraksi sama-sama diuntungkan dan tidak ada yang dirugikan). Selain sebagai polinator yang baik, kupu-kupu juga berfungsi untuk mempercantik lingkungan dengan sayapnya yang berwarna warni.

Ekspedisi selama 10 hari di Taman Nasional Bali Barat ini sungguh melahirkan ilmu baru bagi saya dan membuka wawasan untuk lebih dekat dengan alam dan mensyukuri karunia-Nya yang sangat berlimpah dan tak terhingga. Satu lagi pelajaran yang dapat dipetik dari si cantik kupu-kupu ini adalah metamorfosis. Ulat yang membuat orang merasa jijik dan sering diangggap sebagai hama, ternyata mampu menahan diri seperti berpuasa di dalam kepompong dengan tidak makan, tidak berinteraksi dengan dunia luar selama berhari-hari, mampu bermetamorfosis menjadi kupu-kupu dengan sayap yang cantik dan disukai banyak orang.

Sekian, cerita ekspedisi pertama saya ini di Taman Nasional Bali Barat bersama tim yang sangat super, yaitu Pecinta Alam Haliaster. Nantikan cerita ekspedisi saya berikutnya yang akan memposting fauna (atau bahkan flora) yang menakjubkan yang tercipta saat Tuhan sedang tersenyum, di belantara Indonesia.



Daftar Pustaka :
Peggie, D., Amir, Mohammad. 2006. Practical Guide to The Butterflies of Bogor Botanic Garden. Jakarta : Pusat Penelitian Biologi LIPI.